Senin, 29 Agustus 2016

Seorang Gadis dan Ayahnya

Kemandirian,
Bukan tentang keheningan yang dipaksakan.
Atau kemurungan yang
Ditekan sendiran.
Kemandirian, katamu, adalah tentang
Menyesuaikan keadaan.
Tanpa perlu tolak genggaman;
Juga peluk-dekapan.

Dunia sedang ditaburi ancaman;
Kekalutan tak menentu.
Tempat berlindung paling aman
Adalah punggung ayahmu.

Gadis manis, dengarkan aku:
Kesediaanmu melangkah bersama ayah
Tidak pernah terlihat payah.
Teruslah berjelajah membelah lelah;
Genggam tangannya tanpa perlu
Memancing tanya.

Sebab ayahmu menantikan kemandirian,
Bukan kesendirian.

Farhane.
Bekasi, 29 Agustus 2016.

Selasa, 09 Agustus 2016

Aku-kamu Menuju Debu

Tanah-tanah tergesek langkah menolak kalah
Berjelajah membelah lelah.
Kau resah,
Resahmu menjelma pasrah, sebab kata
Yang kau ucap teramat susah

Istirahatlah, manisku,
Aku bukan apa selain saling menyelamatkan.
Di usia tujuh puluhan,
Hanya genggam tangan yang mampu
Selamatkan kita dari penuaan.

Pandanglah aku, kasih,
Pandang dengan kesungguhanmu.

Bahu rapuhku tertumpu
helaian putih berkelabu,
menyeruak, menyapu seluruh aku.

Waktu hanya akan jadikan kita debu,
Tak sampai membelah aku-kamu.

F, Bekasi 9 Agustus 2016.